Muhammad Assiry
Lahir di Desa Undaan Lor Kabupaten Kudus, 16 Agustus 1980, Assiry kecil
memang terlahir sebagai seniman berbakat. Bakat ini semakin terasah
ketika ada pelajaran ekstra
di sekolahnya yang dibimbing oleh Ustadz H. Nur Syukron (Juara 1
nasional, 1994), dan juga belajar kepada Ust. H. Nur Aufa Siddiq(juara 1
nasional, 1985). Untuk pertamakalinya pada tahun 1999, Assiry meraih juara 1 lomba
di tingkat prop Jawa Tengah.
Assiry pun merantau ke Jakarta untuk belajar teknik melukis dan ilmu
seni rupa kepada sang kakak, Rosidi. Kemudian pada tahun 2000, Assiry
masuk ke Pesantren
Al-Quran LEMKA, Sukabumi, Jawa Barat di bawah asuhan Drs. KH. Didin Sirojuddin AR.
Pada tahun 2002 Assiry meraih kejuaraan berturut –turut, antara lain; juara
di prop Banten, dan juara 1
tingkat ASEAN. Tahun 2007, Assiry bersama keluarga besarnya mendirikan Pesantren Seni Rupa dan
Al-Quran (PSKQ)yang telah banyak melahirkan seniman dan kaligrafer Indonesia berprestasi internasional.
Dalam membuat berbagai karya seni, Assiry juga dibantu oleh 2 orang
ahli di bidangnya, yang tak lain juga sebagai saudara kandung Assiry,
dialah Rosidi (kakak) dan Rohadi (adik)
—————————————————————————————————————
Profil Rosidi
Pria kelahiran Kudus, 5 Maret 1974 yang memiliki ciri dan gaya khas
seniman yang merupakan saudara tertua dari keluarga besar Sudiro
(Almarhum), adalah seorang seniman tulen yang mengawali karirnya sebagai
seniman batik yang bekerja di salah satu perusahaan batik terkemuka di
Jakarta dari tahun 1997. Kemudian pada tahun 2003 sempat menjadi ketua
tim divisi dekorasi di mall Artha Gading selama 5 tahun yang hingga
akhirnya fokus pada UD. Assiry Art untuk mengembangkan dan berkarya
secara profesional bersama keluarga.
Puluhan penghargaan di bidang seni rupa pernah diraihnya olehnya
termasuk juara pertama lomba adat Betawi tingkat provinsi Jakarta yang
hadiahnya langsung dari Bapak Sutiyoso selaku gubernur DKI Jakarta kala
itu.
—————————————————————————————————————
Profil Rohadi
Pemuda kelahiran Kudus, 21 April 1982 ini pertama kali mengenal dunia
senirupa sejak belajar di Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK )
Jepara pada tahun 1999, ia mendalami seni rupa secara otodidak melalui
terjun langsung ke lapangan bersama sang kakak, Rosidi.
Dua tahun mengembara di Arab Saudi dan mengasah ilmu seni rupa dengan
bekerja sebagai pelukis dan seniman relief membuatnya semakin matang dan
terampil dalam berkarya seni bersama dengan tim Assiry dan Rosidi
membuat patung, dekorasi hingga pernah mencetak rekor Indonesia di
Atrium Plaza.
Sudah banyak karya patung pahlawan dan patung yang pernah Rohadi
ciptakan melalui tangan emasnya, diantaranya adalah patung Kapolri
pertama RI Raden Soekanto di sekolah polisi negara Sukabumi tahun 2006,
patung Kapolri Polwiltabes Surabaya bersama tim Assiry
Komentar